Sunday, October 23, 2011

Saat Kartun Goes High Fashion


La Moda Animada, Elle Spain April 2010
Mungkin terinspirasi dari fashion spread bersama keluarga Simpson, majalah Elle juga tidak mau ketinggalan dengan mengajak semua karakter dari Walt Disney klasik sebagai model fashion spread mereka. Di tangan Ulrich Schröder, Goofy disulap menjadi Karl Lagerfeld, Mickey berperan sebagai Domenico Dolce, Donald Duck sebagai Marc Jacobs, dan si centil Daisy menjadi Donatella Versace. Jadi siapakah tokoh favorit kamu?


Marge Simpson Playboy Cover. Playboy, November 2009
Untuk merayakan hari ulang tahun film kartun The Simpsons yang ke 20, majalah Playboy memuat Marge Simpson sebagai model cover girl mereka. Marge berpose sedang duduk di atas kursi dalam keadaan terlanjang dengan ditutupi logo kelinci Playboy. Sedangkan untuk fashion spreadnya sendiri Marge berpose sensual dan seksi ala model Playboy umumnya. We find this a bit weird, what do you think?

Miss Piggy Editorial Spread. In Style, November 2011
Miss Piggy is BACK, dan untuk merayakan film terbarunya setelah 12 tahun absen, aksi Miss Piggy bisa kamu saksikan di majalah In Style edisi November mendatang. Fashion spread sebanyak delapan halaman akan menampilkan Miss Piggy dalam balutan rancangan khusus para desainer papan atas seperti Jason Wu, Prabal Gurung, Suno, Opening Ceremony, Brian Atwood, dan Giles & Brother. Jason Wu merancang gaun dengan potongan empire waist untuk mengakomodasi bentuk tubuh Miss Piggy, Brian Atwood memilih black strappy sandal dan Jason Wu menciptakan gaun dengan detail bulu yang menjadi signature style-nya.


Shrek Of A Guy. Vman, April 2010
Majalah pria ternyata juga terkena demam peminjaman karakter tokoh kartun untuk foto fashion spread mereka. Untuk edisi April tahun lalu majalah Vman mengajak cast dari film animasi Shrek bergabung dalam fashion spread yang difoto oleh Ellen von Unworth. Jika majalah lain “memakaikan” baju desainer untuk tokoh tersebut, majalah ini hanya menggunakan karakter ini sebagai bagian dari “props” foto mereka.


The Simpsons Go to Paris with Linda Evangelista. Harper’s Bazaar, Agustus 2009
Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Simpson? Homer, Marge, Bart, Lisa, dan si bungsu Maggie Simpson tidak pernah gagal membuat kita tertawa terpingkal-pingkal. Pada majalah Bazaar edisi Agustus 2009 kemarin mereka membuat fashion spread menggunakan ilustrasi dengan bantuan keluarga Simpson. Ceritanya mereka sekeluarga berlibur ke Paris bersama Linda Evangelista (model favorit Homer). Selagi di Paris mereka bermain dress up dengan busana koleksi Fall Ready To Wear beberapa label seperti Chanel, Jean Paul Gaultier, Lanvin, Louis Vuitton, Versace dan Viktor & Rolf. Favorit kami adalah saat Marge sedang berjalan dengan Jean Paul Gaultier dan dia menenteng tas Birkin bag di mana si mungil Margie ada di dalam sana.




Smurfette Style: Accessories That Pop. Harper’s Bazaar, July 2011
I’m not a big fan of cartoon character, tapi siapa yang tahan melihat tokoh mungil warna biru ini. Apalagi kini film mereka sedang diputar di bioskop, dan adanya efek 3D membuat tokoh ini terlihat semakin hidup. Tahun ini majalah Harper’s Bazaar kembali menggunakan tokoh kartun sebagai salah satu model untuk fashion spread mereka, kali ini giliran Smurfette terlihat stylish dengan pilihan aksesori koleksi Fall Winter 2011 keluaran label Dolce & Gabbana, Marc Jacobs, Louis Vuitton dan Lanvin. Berkulit biru ternyata tidak menyulikan Smurfette untuk tampil stylish yah?




sumber:
Saat Kartun Goes High Fashion

Monday, October 10, 2011

Mie Ayam Karu

sketsa
final komik strip
mengabungkan adegan to adegan, aspek to aspek, action to action, subjek to subjek, dan moment to momen menjadi satu alur cerita. teknik pensil warna dan drawing pen. monggo dinikmati.....

Thursday, October 6, 2011

R.I.P Steve Jobs

   Salah satu pendiri APPLE, Steve Jobs meninggal. Ia berpulang di usianya yang terhitung masih muda 56 tahun, setelah berjuang lama melawan penyakit kankernya. kematiannya diumumkan oleh Apple secara resmi pada Rabu malam (5 oktober 2011).
   Ikon Silicon Valley yang 'menghadiahi' dunia dengan iPod dan iPhone mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan teknologi terbesar di dunia pada bulan Agustus, menyerahkan kendali kepada kepala eksekutif, Tim Cook.


keinget dulu pengen banget punya gadget dengan logo buah ini hmmm...gak kebayang gimana bangganya hihihi...
dan akhirnya 2 tahun yang lalu impian itu terwujud, jadi bisa merasakan apa yang digagas oleh Steve Jobs ini. Thanks for all Mr. Steve Jobs,, Tonight I'm gonna sleep with my macbook pro (T_T)


Monday, October 3, 2011

Sejarah Kembang Api Dalam Komik





SEJARAH SEPATU KANVAS LUKIS

    Dewasa ini banyak sekali model sepatu dari sepatu pantofel (sepatu resmi yang biasanya terbuat dari kulit) hingga sepatu kanvas atau sering disebut dengan sepatu kets. Terlebih lagi anak muda pada jaman dulu hingga sekarang lebih cenderung menyukai sepatu kanvas, karena selain nyaman dipakai, murah, dan lebih telihat santai. Sepatu kanvas itu sendiri sebenarnya lahir pada tahun 1917 pada waktu Perang Dunia I. Karena perang, untuk membuat riding-boots (yang seharusnya terbuat dari kulit), pelana, seragam, dan sebagainya, hanya tersedia kanvas dan karet yang harganya lebih murah. Si penemu sepatu kanvas yang asli mencoba berbagai metode yang rumit dan membingungkan untuk membuat ikatan yang sempurna antara kanvas dan karet. Namun sayangnya dia tidak berhasil bagaimana cara untuk mengikatkan antara kanvas dan karet tersebut. Dia pun sangat kecewa dan melemparkan kanvas dan karet ke dalam kompor. Ternyata, karet tervulkanisir (mencair) dalam kompor dan saling berikatan sempurna dengan kanvas. 

   Sepatu kanvas pertama di dunia bernama Converse All Star. Sepatu ini kuat dan tahan lama, bahkan dicuci di dalam mesin cuci pun tidak apa-apa. Pada abad ke-20, tahun 60-an, bagi anak muda pada jaman itu, sepatu kanvas yang murah dan jins menjadi simbol treason dan hippie spirit. The Beatles pada film "Yellow Submarine" menjadi inspirasi bagi para desainer untuk membuat grafiti di sepatu kanvas. 
Gambar sepatu kanvas keluaran Converse All Star
Tahun 70-an, 80-an, hingga era pemulihan ekonomi setelah Perang Dunia II, semua jenis kegiatan olahraga mulai berkembang. Karenanya, mulailah bermunculan berbagai macam merek olahraga (yang tentunya memproduksi sepatu kanvas), seperti PONY, VANS, dll. Dan di awal abad ke-21, merk-merk ini terus memuncak. Mereka mempunyai ide-ide yang bisa untuk menambah cita rasa fashion juga memuaskan selera konsumennya. Salah satu caranya yaitu dengan membuat "sepatu kanvas" dari bahan bukan kanvas, seperti horse hair, kulit, suede, denim, dan corduroy.

   Seiring dengan berkembangnya jaman, sepatu kanvas kemudian dimodifikasi menjadi painted canvas shoes (sepatu kanvas lukis). Yang menarik, tren sepatu lukis kanvas ternyata sudah ada sejak tahun 1990-an, di negeri ‘Paman Sam’. Di Amerika Serikat, tepatnya di kota New York sepatu kanvas akrab dikenal dengan nama sneakers. Sneakers sendiri sudah dimodifikasi berawal dari street art, seni yang dekat dengan keseharian kita atau seni jalanan. Yang mempopulerkan sepatu kanvas lukis ini adalah para penari breakdance yang memakai sport shoes yang digambar oleh mereka sendiri. Kemudian customing shoes menjadi semakin populer. Sampai-sampai sepatu tidak hanya digambar, namun bentuknya dimodifikasi ada yang disablon bahkan dibordir. Sejumlah seniman sneaker seperti Arks dan Tutu menjadi orang-orang yang kerap mempopulerkan sepatu ini. Arks dan Tutu bergabung dalam ‘Sneakers Whothinkfamous’. Tutu dan Arks memilih sepatu untuk dilukis (canvas shoes paint).

   Di negara Asia, tren paint shoes ini berawal di Singapura. Adalah Chee desainer (shoe fetish) yang juga bekerja sebagai akuntan yang mengawali tren sepatu lukis kanvas ini. Chee membuat shoes karya-karyanya ini dalam jumlah yang terbatas alias dibuat hanya satu buah tiap pasangnya. Jadi, tak akan ada kejadian red carpet fiasco, dimana tetangga sebelah juga pakai sepatu yang sama. Chee memberi nama hasil karyanya dengan nama ‘Minou’ yang artinya kucing. Minou menjadi terkenal di Singapura tahun 2005-an.
Gambar jenis sepatu kanvas

Gambar sepatu kanvas lukis
Di Indonesia sendiri tren sneaker dimotori oleh kota Bandung sekitar awal tahun 2000. Bandung yang terkenal dengan kota fashionnya Indonesia menjadikan para remaja mengkiblatkan fashion mereka pada kota yang berjulukan Paris Van Java ini. Terlebih lagi dengan hadirnya sepatu kanvas yang dihiasi dengan lukisan berwarna-warni.


Saturday, October 1, 2011

Kita Satu

 Part One 

Adakalanya kita terdiam tak bersuara....
Adakalanya kita berucap mengeluarkan kata.....
Mengeluarkan isi hati
Dengan bahasa kita sendiri......
Bahasa yang tak dipahami oleh orang lain
Tapi.........
Dengan tak berucap atau pun dengan terucap
Ku tahu diri-mu menyayangiku lebih dari apapun dan siapapun di dunia ini
Itupun yang diri-ku rasakan saat ini detik, menit, dan jam ini
Karna ku tahu
Kita satu..........


 Part TwO

Kita tak perlu bukti untuk membuktikan segalanya.........
Rasa sayang, rasa cinta yang saat ini kita rasakan
Karna dalam diri kita masing-masing
Terikat rasa saling percaya
Memahami...
Melengkapi...
Dan
Rasa saling memiliki...
Itu pasti.